Sekeping Puzzle Cinta
(
kado kecil untuk yang akan dan ingin menikah)
Saya baru menyadari
ternyata rasa takut juga bagian dari cinta. Jika diibaratkan sebagai sebuah
lukisan indah, Cinta adalah gambar hidup yang menghembuskan nafas-nafas
kehidupan. Perasaan takut telah mengambil bagian tersendiri di dalam lukisan
itu sebagai kepingan puzzle yang cukup menentukan letak keindahannya. Tanpa
rasa takut, lukisan Cinta tidak akan benar-benar hidup.Kenapa bisa?
Cinta akan melahirkan
rasa takut…Takut kehilangan, takut berpisah, takut menyakiti, takut
mengecewakan dan takut-takut lainnya yang akan menggores lukisan Cinta. Bagi
kita yang telah dan pernah merasakan Cinta syar’i, rasa takut semacam ini
sungguh-sungguh hadir menyertai setiap langkah kaki.
Mungkin ada juga yang
merasakan takut-takut semacam ini dengan alasan pernah jatuh Cinta. Akan
tetapi, Cinta yang syar’i -kah itu? Sensasi rasa takut yang ikut mengalir
bersama Cinta yang syar’i sungguh-sungguh berbeda! Seperti apakah Cinta syar’i
itu? Bukan pacaran seperti lazimnya orang sekarang! Bukan nafsu sesaat yang
menjadi trend saat ini!
Cinta syar’i adalah
simbol suci dari janji setia antara dua mempelai dalam akad ijab kabul
berdasarkan syaria’t Islam. Cinta syar’i disebut oleh Al Qur’an sebagai miitsaaqan
ghaliidzaa. Perjanjian berat yang mengikat, seperti itulah maknanya kurang
lebih. Cinta syar’i adalah dunia keindahan tanpa batas. Dari awal hingga akhir
hanya berisi hal-hal indah.Walau terkadang muncul konflik,toh akan berujung
dengan keindahan juga.
Cinta syar’i merupakan
sumber ketenangan, ketentraman dan siraman rahmat. Seakan tiada yang
menyusahkan hati,tak ada yang memberatkan pundak juga tanpa kesulitan yang
mengikat, jika seorang hamba telah melabuhkan dirinya dalam dermaga bernama
Cinta syar’i.
Subhaanallah!
Oh…alangkah hebat dan
indahnya Allah menggambarkan Cinta syar’i di dalam Al Qur’an! Simaklah firman
Nya berikut ini ;
وَمِنْ ءَايَاتِهِ
أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ
بَيْنَكُم مَّوَدَّةً
وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لأَيَاتٍ
لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. (QS. 30:21)
Ayo…kita resapi
bersama kata-kata penuh motivasi dari ahli tafsir masa kini,Syaikh Abdurrahman
As Sa’di -rahimahullah-,
“Ghalibnya, engkau
tidak akan bisa menemukan jalinan kasih dan cinta seperti halnya yang dirasakan
oleh sepasang suami istri!”
Luar biasa!
***
Akad nikah dengan ijab kabul-nya adalah prosesi suci yang mesti dihormati. Akad
nikah merupakan pintu gerbang menuju surga duniawi yang dihalalkan oleh
syari’at. Bertujuan menghimpun dan memadukan cinta, rahmah dan mawaddah, maka
jangan pernah engkau kotori jalinan suci itu dengan noda-noda walau setitik!
Hal-hal kecil usahlah menjadi pintu perusak sebuah tatanan keluarga!
“Sayang…kamu dulu
pernah pacaran?”
Ah…buang jauh-jauh
pertanyaan semacam ini! Apa urgensinya dari pertanyaan semacam ini? Terbukti
pertanyaan senada dengan ini malah menimbulkan petaka. Jawaban apa yang harus
diucapkan oleh pasangan Anda dari pertanyaan ini? Antara iya dan tidak, bukan?
Biarlah yang berlalu
tetap berlalu. Siapa juga yang tidak punya masa lalu? Akan tetapi, setelah ijab
kabul diikrarkan, bukankah kehidupan telah mulai ditulis dalam lembaran baru?
Isi saja lembaran-lembaran baru itu dengan menciptakan momen-momen indah!
Penuhkan lembaran-lembaran baru itu dengan lukisan-lukisan indah!
Jangan melakukan
tindakan yang bodoh! Misalnya?
Menuntut pasangannya
untuk menyerahkan password alamat email, sebagai contoh. Atau mengobok-obok isi
facebook dan twitternya (hidup tanpa facebook dan twitter lebih nikmat dan
tentram). Handphone pasangannya di ubek-ubek. Kenapa ia lakukan itu? Barangkali
pasangannya menyimpan masa lalu.
Saudaraku…hidup
berumah tangga itu pondasi utamanya adalah saling percaya. Akan hambar dan
tanpa rasa jika Cinta di dalam sebuah rumah tangga tidak dibangun di atas
saling percaya. Tumbuhkan prasangka yang baik dan biarkan sebagai sendi dan
nadi kehidupan sehari-hari. Bukankah ia telah memilih dan menerima dirimu
sebagai pasangan yang syar’i? Percayalah kepadanya!
Jika muncul atau
terbetik rasa ragu, was-was atau bimbang…kenang-kenanglah kembali saat prosesi
ijab kabul dilaksanakan!
Bagaimana engkau
“diserahkan” oleh wali-mu kepadanya…”Aku nikahkan Fulanah bintu Fulan dengan
engkau Fulan bin Fulan berdasarkan mahar demikian dan demikian…dibayar tunai!”
Bagaimana engkau
menerimanya dengan berucap…”Saya terima nikahnya Fulanah bintu Fulan
berdasarkan mahar demikian dan demikian…dibayar tunai!”
Subhaanallah!
Indah sekali
detik-detik pengabadian Cinta syar’i itu! Akan menjadi bagian dari sejarah
hidup yang tak akan terlupakan. Apakah prasasti Cinta itu akan engkau hapus
dengan alasan ragu, was-was dan bimbang? Jangan…jangan sekali-kali engkau
berpikir untuk memutus jalinan yang telah diikat! Jangan…jangan sekali-kali
engkau berpikir untuk menghapus miitsaaqan ghaliidzaa itu!
Pernahkah engkau
mendengar, Saudaraku? Pernahkah engkau mendengar sebuah hadits riwayat Muslim
(2813) dari sahabat Jabir?
Iblis memposisikan
singgasananya di atas lautan. Dari sana-lah ia menyebarkan seluruh pasukannya
untuk menyesatkan manusia. Prajuritnya yang paling dekat dan paling disayang
adalah yang berkemampuan menimbulkan bencana paling dahsyat.
Kata Rasulullah,
فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ
فِتْنَةً
“Pasukan yang paling
dekat dengan Iblis adalah yang paling besar fitnahnya”
Kemudian?
Jika prajuritnya
datang melapor bahwa ia telah berbuat kejahatan, Iblis berkomentar,”Ah…engkau
tidak berbuat sama sekali!”. Demikian seterusnya, setiap prajurit yang datang
melaporkan kejahatannya, selalu ditanggapi oleh Iblis dengan ucapan,”Ah…engkau
belum berbuat apa-apa!”
Siapa yang dipuji oleh
Iblis?
Prajuritnya yang
datang melapor,” Aku tidak meninggalkan orang itu sampai aku berhasil
memisahkan dia dengan istrinya”
Prajurit semacam
inilah yang disukai Iblis. Ia diminta untuk mendekat lalu Iblis memujinya,
“Sebaik-baik setan adalah kamu!”
Jagalah Cinta
syar’i-mu dengan penuh kelembutan. Jangan biarkan Cinta syar’i-mu rusak oleh
kelalaian dan kealpaanmu sendiri. Ingat…Cinta syar’i adalah harta terindah yang
pernah engkau miliki.
***
Cinta akan melahirkan
rasa takut…Takut kehilangan, takut berpisah, takut menyakiti, takut
mengecewakan dan takut-takut lainnya yang akan menggores lukisan Cinta. Bagi
kita yang telah dan pernah merasakan Cinta syar’i, rasa takut semacam ini
sungguh-sungguh hadir menyertai setiap langkah kaki.
Jika memang engkau
takut kehilangan dirinya, berusahalah untuk menjadi yang terbaik di matanya.
Buatlah ia selalu tersenyum riang. Tunaikan kewajibanmu terlebih dahulu sebelum
engkau menuntut hakmu. Yakinlah bahwa al jazaa’min jinsil ‘amal,
balasan yang kita dapat sesuai apa yang kita perbuat.
Jangan pernah lupa
untuk berdoa dan mengingatkan dirinya untuk turut mengaminkan,
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Rabb kami,
anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.
(QS. 25:74)
Selamat menempuh hidup
baru dengan membuka lembaran-lembaran baru berjudul Sakinah, Mawaddah dan
Rahmah. Amin.