Suatu hari senja dan jingga
bertemu untuk pertama kalinya di Dukcapil Seluma, mereka seperti seorang yang
sudah lama kenal meski tidak mengenal dan malu menyodorkan tangan. Senja dengan
segala sikap keanggukuhannya bolak balik ruang rekam KTP dan berkata kasar pada
petugas, maklum mahasiswa semester akhir yang sedang menyusun skripsi dan
melakukan penelitian di jawa tengah namun juga harus observasi ke air teras dan
talang Sali.
Senja bersama dengan temannya
ilham memang mirip itulah sebabnya jingga menyangka mereka adalah 2 saudara, karena
hidungnya, matanya dan postur badannya hampir sama dan itu mengingatkan jingga pada cinta pertama (Mr. M). Keduanya duduk
tepat dihadapan jingga sesekali sambil
melirik nampaknya penasaran dan ingin berkenalan.
JIngga yang saat itu baru putus
dengan kekasihnya yang bekerja di DPRD seluma memang masih sedih dan merana ,
Nampak dari sikapnya yang siang malam sesalu menangis bila teringat mantannya
itu, Miris memang ketika ia menaruh harapan namun harus putus di tengah jalan lagipula
pada saat itu jingga tidak mmbuka hati kepada laki-laki lain karena ia belum
bertemu dengan sesorang yang dapat membuat hatinya bergetar jatuh cinta.
Lantas ketika ilham duduk dikunsi
antrian depannya ia menepuk bahu kanan dan ilhampun menyahut,
Jingga : ngapoi kau disini ??
Ilham : Ndak buat KTP, kw ?
Jingga : Samo, dari mano asli Kw ?
Ilham : Kalo aku asli Bengkulu utara, kawan tadi ngalam, kalo kw ngapo
kesini ?
Jingga : Buat Ktp jugo,
Ilham : lambat galo orang ko kerjo, gara gara dibelakang ini ado bacoan gratis, laju rumit. Dari mano ? kulia dimano, jurusan apo ?
Jingga : dari talo, iain Bengkulu, P A I
Kemudian datang
senja………………………
Ilham : (Merunduk dan berbisik pada senja ) bang guru agama islam, hahaha
Senja : mano, sambil tertawa terbahak-bahak
Jingga : (mikir, malu, cuek) ?????
Ketika senja duduk di belakang
jingga, ia menyapa dan nyodorkan hp,” sebagai makhluk sosial kita wajib
bersosialisasi , alangkah baiknya bila masukkan nomor hp dan boleh dating kerumah
?”
Jingga yang saat itu bertemu
dengan ilham seolah baru melihat laki-laki ganteng karena maklum jingga jarang
keluar rumah dan bila keluar rumah itupun urusan kedinasan yang jarang sekali
berbagi rasa seperti anak kulia, Kini dia telah bertemu dengan cowo tampan dan
memang hatinya punberbunga –bunga namun ia tak ingin memperjuangkan rasa itu,
karena ia belum tahu laki itu, selajutnya dengan pesaan senang jingga pulang
dan berharap senja tidak akan enghubunginya akrena ia tidak ingin senja main
kerumah dan menjawab rasa penasarannya. Ternya benar setelah tiba dirumah
jingga melihat hp dan melihat ada WA dari senja dex, kami OTW talang Sali,” haha jingga senang dalam hati dapat kawan baru
cowo ganteng dan seumuran.
Tiga hari berkelang jingga yang
memang seorang IT memang penasaran dengan kehadiran cowo tampan yang bar
ditemuinya itu, Ia pun kepo dan mencari jejak apa saja yang ada di Facebook,
Instgram, dan bolak balik membaca cerita
kisah mereka.
Nampaknya Jingga memang sudah
terbius pesona keduanya, hingga ia pun dapat melupaka mantan keasihnya itu
dalam waktu satu minggu tanpa sisa rasa cinta sedikitpun. Bak bunga yang telah lama kering kini
tersiram air hujan, dengan bahagianya dia kembali dengan masa mudanya dan tuhan
menjawab do’anya karena mantan pacarnya yang selama ini disinya selalu
beranggapan bahwa dia yang aling tampan dan kini dia telah bertemu cowo yang
memang tampan dari sisi Bobt, Bibit, Bebet.
Jingga meenyesal mengapa ia baru
putus dan ternyata lebih bahagia setelah putus dari cowo yang diagungkannya selama
ini.
Hanya sekerdar bertemu dan kini
mereka telah kembali ke universitas Pakuan Bogor , untuk kembali berjuang
melajutkan kulia, dan jingga kembali sendiri.
Kadang kita dipertemukan dengan
seseorang yang baik hanya untuk
mengambil pelajaran, bukan sebagai jawaban. Seperti jingga kembali sedih namun
ia tetap bersyukur karena ia telah keluar dari rasa sedih karena diputuskan
mantan.
Sekarang
dia lebih bijak dalam bergaul dan mencari pasangan.
Selamat pagi para penikmat kopi,
dengan rasa yang tetap menjadi teka teki, ada yang suka , ada pula yang benci,
namun tetap harus dinikamati dengan lidah tanpa perlu menggunakan hati,,
Hanya kopi yang bercerita padaku
bahwa hitam tak selalu kelam dan pahit tak selalu kejam.