Sabtu, 30 Mei 2015

MAKALA MEDIA DAKWAH



MAKALAH ILMU DAKWAH
“MEDIA DAKWAH”
580576_465868410172973_451488235_n.jpg
NAMA KELOMPOK:
Sinta Eleksi
Jeli Novita Sari
Vera Erlika
Mareta Sari
DOSEN PEMBIMBING:
Ashadi Cahyadi

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
TAHUN AJARAN
2014/2015



Daftar isi
Kata pengantar
Bab I  pendahuluan :
a.       Latar belakang
Bab II pembahasan:
a.       Pengertian media dakwah
b.      Jenis jenis media dakwah dan spesifikasinya
c.       Pemilihan media dakwah
Bab III penutup:
a.       kesimpulan

















BAB I
PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG
Di era yang sudah modern dan globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi sudah semakin canggih, dan tentunya juga harus di imbangi dengan keimbangan dan takwah shingga dapat bermanfaat, terutama untuk diri sendiri. Jadi perkembangan media sekarang ini sudah sangat penting, apalagi sekarang dengan sudah banyaknya bermunculan berbagai macam media elektronik maupun masa yang dapat di temukan di masyarakat umum dengan mudah, tetapi hanya terdapat beberapa media yang menggunakan landasan islam sebagai tujuan dibandingkan dengan media umum tanpa melihat dari segi keislaman, padahal perkembangan teknologi sekarang ini sudah global (mendunia), sehingga sangat disayangkan sekali bagi Negara islam seperti Indonesia ini yang sebenarnya masih butuh pengetahuan tentang agama. Oleh karna itu didalam makalah ini akan dibahas bagaimana cara berdakwah dengan menggunakan media sebagai sarananya yang akan di sajikan dalam makalah yang berjudul media dakwah.














BAB II
PEMBAHASAN

A.   PENGERTIAN MEDIA DAKWAH
Media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa inggris media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti tengah, antara, rata rata. Dari pengertian ini ahli komunikasi mengartikan media sebagai alat yang menghubungkan pesan komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (penerima pesan). Dalam bahasa arab media sama dengan wasilah atau dalam bentuk jamak, wasail yang berarti alat atau perantara.

Media dakwah adalah alat yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah. Seorang pendakwah ingin pesan dakwahnya diterima oleh semua pendengar di seluruh Indonesia, maka ia berdakwah dengan metode ceramah dan dengan menggunakan media radio. Jika ceramahnya ingin didengar, teks ayat ayat al Qur’an yang dikutip bias dibaca serta ekspresi wajahnya bias dilihat oleh semua pemirsa di Indonesia bahkan sedunia, maka ia menggunakan media televisi. Jika ingin pesan dakwahnya dibaca orang, maka pendakwah menggunakan media cetak. Dari uraian tersebut maka jelaslah perbedaan antara media dan metode dakwah.

Ketika media dakwah berarti alat dakwah, maka bentuknya adalah alat komunikasi. Akan tetapi ada sarana lain selain alat komunikasi tersebut, seperti tempat, infrastruktur, mesin, tempat duduk, alat tulis, alat perkantoran, dan sebagainya. Sarana sarana dapat dikelompokkan sebagai logistic dakwah. Logistic dakwah juga mencakup keuangan dakwah. Dengan demikian, media dakwah juga jells bedanya dengan logistic dakwah yaitu sarana pendukung berupa financial dan sarana fisik untuk pelaksanaan dakwah. Sebagai ilustrasi perpaduan antara metode, media dan logistic dakwah dapat dikemukakan sebuah contoh dakwah yang disampaikan dengan metode ceramah, dengan media radio yang disiarkan langsung dari studio dua RRI dan dengan biaya yang disediakan oleh sponsor perusahaan tertentu.[1]

B.   JENIS JENIS MEDIA DAKWAH DAN SPESIFIKASINYA
Banyak alat yang bias dijadikan media dakwah. Secara lebih luas, dapat dikatakan bahwa alat komunikasi apa pun yang halal bias digunakan sebagai media dakwah. Alat tersebut bias dikatakan media dakwah bila ditujukan untuk berdakwah. Semua alat itu tergantung dari tujuannya.

Dalam ilmu komunikasi media, dapat juga diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu:
1.      Media terucap ( the spoken words) yaitu alat yang bisa mengeluarkan bunyi seperti radio, telepon, dan sejenisnya.
2.      Media tertulis ( the printed writing) yaitu media berupa tulisan atau cetakan seperti majalah, surat kabar, buku, pamphlet, lukisan, gambar dan sejenisnya.
3.      Media dengar pandang ( the audio visual) yaitu media yang berisi gambar hidup yang bias dilihat dan didengar yaitu film, video, televise, dan sejenisnya.

Selain itu ada juga yang mengklasifikasikan jenis media dakwah menjadi dua bagian, yaitu media tradisional ( tanpa teknologi komunikasi) dan media modern ( dengan teknologi komunikasi) .

Sensasi berasal dari kata sense adalah alat pengindraan yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, hubungan hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberikan makna pada stimuli indriawi ( jalaluddin rakhmat, 1991: 49, 51). Dalam ayat ayat tersebut, sensasi atau panca indra pendengaran ( al sam’) dan indra pengelihatan ( al abshar). Ilmu tafsir mengistilahkan dzikir al juz’ wa iradah al kull ( penyebutan sebagian dengan maksud keseluruhan. Media auditif : untuk indra pendengaran dan media visual:  untuk indra pengelihatan. Saat kita mendengar suara lonceng, indra pendengaran hanya menangkap sebuah bunyi yang khas. Hanya persepsi yang bisa mengenalkan bunyi itu sebagai suara lonceng. Ketika kita melihat sebuah gambar, indra hanya menangkap bentuk, goresan, atau warna. Lagi lagi, persepsi yang mengatakan sebagai gambar. Persepsi bukan pekerjaan panca indra, melainkan tugas al af idah yang bentuk tunggalnya al fu’ad. Pemahaman ini didasarkan oleh penafsiran para pakar tafsir mengenai kata af idah dalam ayat ayat tersebut.

Media sensasi yang paling dominan adalah media auditif dan media visual. Dari hubungan kedua media ini, lahir tiga macam media, yaitu media auditif adalah sarana untuk menerima pesan dakwah tanpa memprhatikan arah asalnya. Media visual adalah sarana yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Media audio visual merupakan gabungan media auditif dan media visual.kekurangan dari media auditif dan media visual dapat ditutup oleh media audio visual.[2]

1.      Media auditif
a.       Radio
Begitu kuatnya media ini sampai dijuluki the fifth estate ( kekuasaan kelima) setelah surat kabar sebagai kekuasaan keempat ( the fourth estate) pada sebuah bangsa. Itulah sebabnya setiap kudeta di sebuah Negara, radio selalu dikuasai terlebih dahulu untuk mengumumkan kepada rakyat.

Media ini sangat penting dijadikan media dakwah sebab media ini memiliki beberapa kelebihan yaitu:
ü  Bersifat lansung
ü  Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan.
ü  Radio siaran yang mempunyai daya tarik yang kuat.
ü  Biayanya relative murah.
ü  Mampu menjangkau tempat terpencil.
ü  Tidak terhambat kemampuan baca dan tulis.



b.      Cassette/ tape recorder
Media yang dapat merekam suara pendakwah ini telah berkembang lebih canggih. Tidak lagi menggunakan kaset yang susah dimasukkan ke saku. Cukup dengan alat sebesar jari kelingking semacam MP3 sudah dapat merekam pesan pesan dakwah berpuluh puluh jam.
2.      Media visual
Yang termasuk media visual (media pandang, artinya yang bisa dilihat) yaitu:
a.       Pers
Dalam arti sempit pers adalah media massa cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya.
Sedangkan dalam arti luasnya media massa elektronik yaitu televise dan radio. Pers memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media ini adalah:
·         To infrom ( menginformasikan kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, Negara dan dunia).
·         To comment (mengomentari berita yang disampaikan dan mengembangkannya kedalam focus berita).
·         To provide (menyediakan keperluan informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan iklan di media.

Sedangkan fungsi sekunder media pers adalah :
§  Untuk mengampanyekan proyek proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangat diperlukan untuk membantu kondisi kondisi tertentu.
§  Memberikan hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun, dan cerita cerita khusus.
§  Melayani pembaca sebagai seorang konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan memperjuangkan hak.
Pers sebagai media dakwah memiliki beberapa keunggulan yakni:
Ø  Memberikan kesempatan untuk memilih pesan dakwah sesuai dengan kemampuan dan kepentingannya.
Ø  Dapat mengembangkan suatu topic yang diinginkan.
Ø  Dapat hidup dan berkembang dalam keadaan yang tidak diikat oleh standar tertentu dalam hal isi keseluruhan disbanding pada media yang lainnya.
Ø  Memiliki prestise yang tinggi.
b.      Majalah
Majalah juga mempunyai kekuatan pengaruh sebagaimana surat kabar. Klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni:
v  General consumer magazine (majalah konsumen umum).
v  Business publication (majalah bisnis).
v  Literacy reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah ), yaitu terbitan berkala yang berisi kajian kajian ilmiah yang spesifik dan dalam bidang tertentu.
v  Newsletter (majalah khusus terbitan berkala).
v  Public relation magazines (majalah humas).
c.       Surat
Surat ialah setiap tulisan yang berisi pernyataan dari penulisnya dan dibuat dengan tujuan penyampaian informasi kepada pihak lain.
Surat mempunyai fungsi: sebagai wakil dari pengirim surat ( wakil instansi); sebagai bahan pembukti; sebagai pedoman untuk mengambil tindakan lebih lanjut dari suatu masalah; sebagai alat pengukur kegiatan instansi; dan sebagai sarana untuk memperpendek jarak.

Saat ini sudah ada surat elektronik ( disingkat ratel atau surel atau surat e) atau pos elektronik ( disingkat pos el) atau nama umumnya dalam bahasa inggris, e mail yaitu sarana kirim mengirim surat melalui jalur internet.

d.      Poster atau plakat
Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu, poster biasanya dibuat dengan warna warna kontras dan kuat. Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi.

e.       Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai seorang bibliofil atau kutu buku. Beberapa contoh buku: buku daras, novel, majalah, kamus, buku komik, ensiklopedia. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e book atau buku e ( buku elektronik) yang mengandalkan computer dan internet ( jika aksesnya online). 
Buku e atau buku elektronik adalah versi elektronik dari buku. Jika buku terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku e berisikan informasi yang juga dapat berwujud teks atau gambar.




f.       Internet
Internet berasal dari kepanjangan international connection networking. International berarti gelobal atau seluruh dunia;  connection hubungan komunikasi;  networking berarti jaringan. Dengan demikian, internet adalah suatu system jaringan komunikasi ( berjuta komputer) yang terhubung di seluruh dunia.

g.       Sms ( short message sevice)
Sms atau layanan pesan singkat atau surat masa singkat adalah sebuah layanan yang dilaksanakan dengan sebuah telepon genggam untuk mengirim atau menerima pesan pesan pendek. Pada mulanya SMS dirancang sebagai bagian dari GSM, tetapi sekarang sudah didapatkan pada jaringan bergerak lainnya termasuk jaringan UMTS. SMS sangan popular di Eropa,Asia, dan Australia. Di Amerika Serikat, SMS secara relative jaringan digunakan.

h.      Brosur
Brosur, pamphlet atau buklet adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dsari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halaman nya sering dijadikan satu ( antara lain dengan stapler, benang, atau kawat), biasanya memiliki sampul, tetapi tidak menggunakan jilid kertas. Menurut definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid kertas, lengkap ( dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.

3.      Media audio visual
Yang termasuk media audio visual ( media dengar pandang, artinya bisa didengar sekaligus dipandang) adalah:

a.       televisi
televise adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Kata televise berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing masing jauh ( tele) dan tempak ( vision). Jadi, televise berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Kini sedikitnya terdapat lima metode penyampaian program televisi yang telah dikembangkan: over the air, reception of network and local station program, cable, digital cable, wireless cable, direct broadcast stelite ( DBS). Fungsi televise yaitu memberikan informasi, menghibur dan mempengaruhi. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media ini. Tujuan utama khalayak menonton televise adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. Pesan yang akan disampaikan melalui media televise, memerlukan pertimbangan pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Factor factor yang perlu diperhatikan itu adalah pemirsa, waktu, durasi, dan metode penyajian.




b.      Film
Film atau gambar hidup juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut ‘sinema’. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan, dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda( termasuk fantasi dan figure palsu) dengan kamera dan oleh animasi. Film dalam hal ini adalah film teatrikal yaitu film yang secara khusus untuk dipertunjukkan di gedung gedung pertunjukkan. Jenis ini berbeda dengan sinetron ( sinema elektronika) untuk acara TV. Khalayak menonton film terutama untuk hiburan. Akan tetapi, dalam film terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.

Kalau pers bersifat visual semata dan radio bersifat auditif semata, maka film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihannya sebagai audio visual. Keunikan film sebagai media dakwah ini antara lain:
·         Secara psikologis, penyuguhan secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation memiliki keunggulan daya efektifnya terhadap penonton. Banyak hal yang abstrak dan samar samar dan sulit diterangkan dengan kata kata dapat disuguhkan kepada khalayak lebih baik dan efisien dengan media ini.
·         Media film yang menyuguhkan pesan hidup dapat mengurangi keraguan yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan mengurangi kelupaan.

c.       Sinema elektronik
Sinema elektronik yang lebih dikenal dengan akronim sinetron adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televise. Dalam bahasa inggris, sinetron  disebut soap opera, sedangkan dalam bahasa spanyol disebut telenovela.sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari hari yang diwarnai dengan konfliuk, seperti layaknya derama atau sandiwara. Sinetron diawali dengan perkenalan tokoh tokoh yang memiliki karakter khas masing masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis scenario.

d.      Cakram padat
Cakram padat ( bahasa inggris: compact disc, disingkat CD) adalah sebuah piringan optikal yang digunakan untuk menyimpan data secara digital. Alat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Model model dakwah bisa direkam dalam CD: CD Shalawat Nabi  SAW, CD ceramah agama, CD alunan ayat suci al Qur’an, bahkan CD mempelajari agama islam.



C.   PEMILIHAN MEDIA DAKWAH
Sekalipun media dakwah bukan penentu utama bagi kegiatan dakwah, akan tetapi media ikut memberikan andil yang besar untuk kesuksesan dakwah. Pesan dakwah yang penting dan perlu segera diketahui semua lapisan masyarakat, mutlak memerlukan media radio, Koran, maupun TV.

Media dakwah dapat berfungsi secara efektif bila ia dapat menyesuaikan diri dengan pendakwah, pesan dakwah, dan mitra dakwah. Selain ketiga unsure utama ini, media dakwah juga perlu menyesuaikan diri dengan unsure unsure dakwah yang lain, seperti metode dakwah dan logistic dakwah. Pilihan media dakwah sangat terkait dengan kondisi unsure dakwah.

Unsur dakwah yang paling berpengaruh atas keberadaan media dakwah adalah pendakwah. Hampir semua media dakwah bergantung pada kemampuan pendakwah, baik secara individu maupun kolektif. Kemampuan pendakwah tidak hanya sebatas operasional media, tetapi juga pada pengetahuan dan seni dalam penggunaan media tersebut.[3]
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Di dalam makalah ilmu dakwah yang membahas tentang media dakwah kami menyimpulkan bahwah dalam berdakwah kita bisa menggunakan semua jenis media baik dari media tradisional maupun media modern, dengan bagian ~bagian yang telah di klasifikasikan seperti : media auditif, media visual, media audio visual, dengan fungsi dan tujuan di dalam berdakwah serta manfaatnya.








[1] Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag, Ilmu Dakwah PT. Fajar Interpratama Offest, Jakarta kencana 2009, hlm 403~405.

[2] Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag. Ilmu Dakwah, PT. Fajar Interpratama Offest, Jakarta Kencana 2009, hlm 405~427.

[3] Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag, Ilmu Dakwah, PT. Fajar Intrapratama Offest, Jakarta Kencana 2009, hlm 428~430.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beriman Dengan Qadha dan Qadar Adalah Balsam Berbagai Luka

Sesungguhnya balsam berbagai luka adalah beriman dengan qadha dan qadhar. Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya segal...