MAKALAH
ILMU DAKWAH
“MEDIA
DAKWAH”
NAMA KELOMPOK:
Sinta Eleksi
Jeli Novita Sari
Vera Erlika
Mareta Sari
DOSEN PEMBIMBING:
Ashadi Cahyadi
PRODI
BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS
USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUTE
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
TAHUN
AJARAN
2014/2015
Daftar isi
Kata
pengantar
Bab
I pendahuluan :
a.
Latar belakang
Bab
II pembahasan:
a.
Pengertian media dakwah
b.
Jenis jenis media dakwah dan
spesifikasinya
c.
Pemilihan media dakwah
Bab
III penutup:
a.
kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Di era yang sudah
modern dan globalisasi sekarang ini perkembangan teknologi sudah semakin
canggih, dan tentunya juga harus di imbangi dengan keimbangan dan takwah
shingga dapat bermanfaat, terutama untuk diri sendiri. Jadi perkembangan media
sekarang ini sudah sangat penting, apalagi sekarang dengan sudah banyaknya
bermunculan berbagai macam media elektronik maupun masa yang dapat di temukan
di masyarakat umum dengan mudah, tetapi hanya terdapat beberapa media yang
menggunakan landasan islam sebagai tujuan dibandingkan dengan media umum tanpa
melihat dari segi keislaman, padahal perkembangan teknologi sekarang ini sudah
global (mendunia), sehingga sangat disayangkan sekali bagi Negara islam seperti
Indonesia ini yang sebenarnya masih butuh pengetahuan tentang agama. Oleh karna
itu didalam makalah ini akan dibahas bagaimana cara berdakwah dengan
menggunakan media sebagai sarananya yang akan di sajikan dalam makalah yang
berjudul media dakwah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEDIA DAKWAH
Media berasal dari
bahasa latin medius yang secara
harfiah berarti perantara, tengah atau pengantar. Dalam bahasa inggris media merupakan bentuk jamak dari medium
yang berarti tengah, antara, rata rata. Dari pengertian ini ahli komunikasi
mengartikan media sebagai alat yang menghubungkan pesan komunikasi yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan (penerima pesan). Dalam bahasa
arab media sama dengan wasilah atau
dalam bentuk jamak, wasail yang berarti alat atau perantara.
Media dakwah adalah
alat yang menjadi perantara penyampaian pesan dakwah kepada mitra dakwah.
Seorang pendakwah ingin pesan dakwahnya diterima oleh semua pendengar di
seluruh Indonesia, maka ia berdakwah dengan metode ceramah dan dengan
menggunakan media radio. Jika ceramahnya ingin didengar, teks ayat ayat al
Qur’an yang dikutip bias dibaca serta ekspresi wajahnya bias dilihat oleh semua
pemirsa di Indonesia bahkan sedunia, maka ia menggunakan media televisi. Jika
ingin pesan dakwahnya dibaca orang, maka pendakwah menggunakan media cetak.
Dari uraian tersebut maka jelaslah perbedaan antara media dan metode dakwah.
Ketika media dakwah
berarti alat dakwah, maka bentuknya adalah alat komunikasi. Akan tetapi ada
sarana lain selain alat komunikasi tersebut, seperti tempat, infrastruktur,
mesin, tempat duduk, alat tulis, alat perkantoran, dan sebagainya. Sarana
sarana dapat dikelompokkan sebagai logistic dakwah. Logistic dakwah juga
mencakup keuangan dakwah. Dengan demikian, media dakwah juga jells bedanya
dengan logistic dakwah yaitu sarana pendukung berupa financial dan sarana fisik
untuk pelaksanaan dakwah. Sebagai ilustrasi perpaduan antara metode, media dan
logistic dakwah dapat dikemukakan sebuah contoh dakwah yang disampaikan dengan
metode ceramah, dengan media radio yang disiarkan langsung dari studio dua RRI
dan dengan biaya yang disediakan oleh sponsor perusahaan tertentu.[1]
B. JENIS JENIS MEDIA DAKWAH DAN
SPESIFIKASINYA
Banyak alat yang bias
dijadikan media dakwah. Secara lebih luas, dapat dikatakan bahwa alat
komunikasi apa pun yang halal bias digunakan sebagai media dakwah. Alat
tersebut bias dikatakan media dakwah bila ditujukan untuk berdakwah. Semua alat
itu tergantung dari tujuannya.
Dalam ilmu komunikasi
media, dapat juga diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu:
1.
Media terucap ( the spoken words)
yaitu alat yang bisa mengeluarkan bunyi seperti radio, telepon, dan sejenisnya.
2.
Media tertulis ( the printed
writing) yaitu media berupa tulisan atau cetakan seperti majalah, surat kabar,
buku, pamphlet, lukisan, gambar dan sejenisnya.
3.
Media dengar pandang ( the audio
visual) yaitu media yang berisi gambar hidup yang bias dilihat dan didengar
yaitu film, video, televise, dan sejenisnya.
Selain itu ada juga yang mengklasifikasikan jenis
media dakwah menjadi dua bagian, yaitu media tradisional ( tanpa teknologi
komunikasi) dan media modern ( dengan teknologi komunikasi) .
Sensasi berasal dari kata sense adalah alat pengindraan yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, hubungan
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Persepsi memberikan makna pada stimuli indriawi ( jalaluddin rakhmat, 1991: 49,
51). Dalam ayat ayat tersebut, sensasi atau panca indra pendengaran ( al sam’)
dan indra pengelihatan ( al abshar). Ilmu tafsir mengistilahkan dzikir al juz’ wa iradah al kull (
penyebutan sebagian dengan maksud keseluruhan. Media auditif : untuk indra
pendengaran dan media visual: untuk
indra pengelihatan. Saat kita mendengar suara lonceng, indra pendengaran hanya
menangkap sebuah bunyi yang khas. Hanya persepsi yang bisa mengenalkan bunyi
itu sebagai suara lonceng. Ketika kita melihat sebuah gambar, indra hanya
menangkap bentuk, goresan, atau warna. Lagi lagi, persepsi yang mengatakan
sebagai gambar. Persepsi bukan pekerjaan panca indra, melainkan tugas al af idah yang bentuk tunggalnya al fu’ad. Pemahaman ini didasarkan oleh
penafsiran para pakar tafsir mengenai kata af
idah dalam ayat ayat tersebut.
Media sensasi yang paling dominan adalah media
auditif dan media visual. Dari hubungan kedua media ini, lahir tiga macam
media, yaitu media auditif adalah sarana untuk menerima pesan dakwah tanpa
memprhatikan arah asalnya. Media visual adalah sarana yang dapat ditangkap oleh
mata manusia. Media audio visual merupakan gabungan media auditif dan media
visual.kekurangan dari media auditif dan media visual dapat ditutup oleh media
audio visual.[2]
1.
Media auditif
a.
Radio
Begitu kuatnya media ini sampai dijuluki the fifth
estate ( kekuasaan kelima) setelah surat kabar sebagai kekuasaan keempat ( the
fourth estate) pada sebuah bangsa. Itulah sebabnya setiap kudeta di sebuah
Negara, radio selalu dikuasai terlebih dahulu untuk mengumumkan kepada rakyat.
Media ini sangat penting dijadikan media dakwah
sebab media ini memiliki beberapa kelebihan yaitu:
ü Bersifat
lansung
ü Siaran
radio tidak mengenal jarak dan rintangan.
ü Radio
siaran yang mempunyai daya tarik yang kuat.
ü Biayanya
relative murah.
ü Mampu
menjangkau tempat terpencil.
ü Tidak
terhambat kemampuan baca dan tulis.
b.
Cassette/ tape recorder
Media yang dapat merekam suara pendakwah ini telah
berkembang lebih canggih. Tidak lagi menggunakan kaset yang susah dimasukkan ke
saku. Cukup dengan alat sebesar jari kelingking semacam MP3 sudah dapat merekam
pesan pesan dakwah berpuluh puluh jam.
2.
Media visual
Yang
termasuk media visual (media pandang, artinya yang bisa dilihat) yaitu:
a.
Pers
Dalam arti sempit pers adalah media massa cetak seperti
surat kabar, majalah, tabloid, dan sebagainya.
Sedangkan
dalam arti luasnya media massa elektronik yaitu televise dan radio. Pers
memiliki tiga fungsi utama dan fungsi sekunder. Fungsi utama media ini adalah:
·
To infrom ( menginformasikan
kepada pembaca secara objektif tentang apa yang terjadi dalam suatu komunitas, Negara
dan dunia).
·
To comment (mengomentari berita
yang disampaikan dan mengembangkannya kedalam focus berita).
·
To provide (menyediakan keperluan
informasi bagi pembaca yang membutuhkan barang dan jasa melalui pemasangan
iklan di media.
Sedangkan
fungsi sekunder media pers adalah :
§ Untuk
mengampanyekan proyek proyek yang bersifat kemasyarakatan, yang sangat
diperlukan untuk membantu kondisi kondisi tertentu.
§ Memberikan
hiburan kepada pembaca dengan sajian cerita komik, kartun, dan cerita cerita
khusus.
§ Melayani
pembaca sebagai seorang konselor yang ramah, menjadi agen informasi dan
memperjuangkan hak.
Pers sebagai media
dakwah memiliki beberapa keunggulan yakni:
Ø Memberikan
kesempatan untuk memilih pesan dakwah sesuai dengan kemampuan dan
kepentingannya.
Ø Dapat
mengembangkan suatu topic yang diinginkan.
Ø Dapat
hidup dan berkembang dalam keadaan yang tidak diikat oleh standar tertentu
dalam hal isi keseluruhan disbanding pada media yang lainnya.
Ø Memiliki
prestise yang tinggi.
b.
Majalah
Majalah juga mempunyai kekuatan pengaruh sebagaimana
surat kabar. Klasifikasi majalah dibagi ke dalam lima kategori utama, yakni:
v General
consumer magazine (majalah konsumen umum).
v Business
publication (majalah bisnis).
v Literacy
reviews and academic journal (kritik sastra dan majalah ilmiah ), yaitu
terbitan berkala yang berisi kajian kajian ilmiah yang spesifik dan dalam
bidang tertentu.
v Newsletter
(majalah khusus terbitan berkala).
v Public
relation magazines (majalah humas).
c.
Surat
Surat ialah setiap tulisan yang berisi pernyataan
dari penulisnya dan dibuat dengan tujuan penyampaian informasi kepada pihak
lain.
Surat
mempunyai fungsi: sebagai wakil dari pengirim surat ( wakil instansi); sebagai
bahan pembukti; sebagai pedoman untuk mengambil tindakan lebih lanjut dari
suatu masalah; sebagai alat pengukur kegiatan instansi; dan sebagai sarana
untuk memperpendek jarak.
Saat ini sudah ada surat elektronik ( disingkat
ratel atau surel atau surat e) atau pos elektronik ( disingkat pos el) atau
nama umumnya dalam bahasa inggris, e mail yaitu sarana kirim mengirim surat
melalui jalur internet.
d.
Poster atau plakat
Poster atau plakat adalah karya seni atau desain
grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar.
Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau permukaan datar lainnya
dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu, poster biasanya
dibuat dengan warna warna kontras dan kuat. Poster bisa menjadi sarana iklan,
pendidikan, propaganda, dan dekorasi.
e.
Buku
Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang
dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.
Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.
Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai seorang bibliofil atau kutu buku.
Beberapa contoh buku: buku daras, novel, majalah, kamus, buku komik,
ensiklopedia. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini
dikenal pula istilah e book atau buku e ( buku elektronik) yang
mengandalkan computer dan internet ( jika aksesnya online).
Buku
e atau buku elektronik adalah versi elektronik dari buku. Jika buku terdiri
dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku e
berisikan informasi yang juga dapat berwujud teks atau gambar.
f.
Internet
Internet berasal dari kepanjangan international connection networking.
International berarti gelobal atau seluruh dunia; connection hubungan
komunikasi; networking berarti jaringan. Dengan
demikian, internet adalah suatu system jaringan komunikasi ( berjuta komputer)
yang terhubung di seluruh dunia.
g.
Sms ( short message sevice)
Sms atau layanan pesan singkat atau surat masa
singkat adalah sebuah layanan yang dilaksanakan dengan sebuah telepon genggam
untuk mengirim atau menerima pesan pesan pendek. Pada mulanya SMS dirancang
sebagai bagian dari GSM, tetapi sekarang sudah didapatkan pada jaringan
bergerak lainnya termasuk jaringan UMTS. SMS sangan popular di Eropa,Asia, dan
Australia. Di Amerika Serikat, SMS secara relative jaringan digunakan.
h.
Brosur
Brosur, pamphlet atau buklet adalah terbitan tidak
berkala yang dapat terdiri dsari satu hingga sejumlah kecil halaman, tidak
terkait dengan terbitan lain, dan selesai dalam sekali terbit. Halaman nya
sering dijadikan satu ( antara lain dengan stapler, benang, atau kawat),
biasanya memiliki sampul, tetapi tidak menggunakan jilid kertas. Menurut
definisi UNESCO, brosur adalah terbitan tidak berkala yang tidak dijilid kertas,
lengkap ( dalam satu kali terbitan), memiliki paling sedikit 5 halaman tetapi
tidak lebih dari 48 halaman, di luar perhitungan sampul.
3.
Media audio visual
Yang termasuk media audio visual ( media dengar
pandang, artinya bisa didengar sekaligus dipandang) adalah:
a.
televisi
televise adalah sebuah alat penangkap siaran
bergambar. Kata televise berasal dari kata tele
dan vision; yang mempunyai arti
masing masing jauh ( tele) dan tempak ( vision). Jadi, televise berarti tampak
atau dapat melihat dari jarak jauh. Kini sedikitnya terdapat lima metode
penyampaian program televisi yang telah dikembangkan: over the air, reception of network and local station program, cable,
digital cable, wireless cable, direct broadcast stelite ( DBS). Fungsi
televise yaitu memberikan informasi, menghibur dan mempengaruhi. Tetapi fungsi menghibur
lebih dominan pada media ini. Tujuan utama khalayak menonton televise adalah
untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. Pesan yang
akan disampaikan melalui media televise, memerlukan pertimbangan pertimbangan
lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran. Factor factor
yang perlu diperhatikan itu adalah pemirsa, waktu, durasi, dan metode
penyajian.
b.
Film
Film atau gambar hidup juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering
disebut ‘sinema’. Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan,
dan juga bisnis. Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda( termasuk
fantasi dan figure palsu) dengan kamera dan oleh animasi. Film dalam hal ini
adalah film teatrikal yaitu film yang secara khusus untuk dipertunjukkan di
gedung gedung pertunjukkan. Jenis ini berbeda dengan sinetron ( sinema
elektronika) untuk acara TV. Khalayak menonton film terutama untuk hiburan.
Akan tetapi, dalam film terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan
persuasif.
Kalau pers bersifat visual semata dan radio bersifat
auditif semata, maka film dapat dijadikan media dakwah dengan kelebihannya
sebagai audio visual. Keunikan film sebagai media dakwah ini antara lain:
·
Secara psikologis, penyuguhan
secara hidup dan tampak yang dapat berlanjut dengan animation memiliki keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.
Banyak hal yang abstrak dan samar samar dan sulit diterangkan dengan kata kata
dapat disuguhkan kepada khalayak lebih baik dan efisien dengan media ini.
·
Media film yang menyuguhkan pesan
hidup dapat mengurangi keraguan yang disuguhkan, lebih mudah diingat dan
mengurangi kelupaan.
c.
Sinema elektronik
Sinema elektronik yang lebih dikenal dengan akronim
sinetron adalah sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televise.
Dalam bahasa inggris, sinetron disebut soap
opera, sedangkan dalam bahasa spanyol disebut telenovela.sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan
manusia sehari hari yang diwarnai dengan konfliuk, seperti layaknya derama atau
sandiwara. Sinetron diawali dengan perkenalan tokoh tokoh yang memiliki
karakter khas masing masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik
yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari
suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang
ditentukan oleh penulis scenario.
d.
Cakram padat
Cakram padat ( bahasa inggris: compact disc,
disingkat CD) adalah sebuah piringan optikal yang digunakan untuk menyimpan
data secara digital. Alat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia.
Model model dakwah bisa direkam dalam CD: CD Shalawat Nabi SAW, CD ceramah agama, CD alunan ayat suci al
Qur’an, bahkan CD mempelajari agama islam.
C. PEMILIHAN MEDIA DAKWAH
Sekalipun media dakwah
bukan penentu utama bagi kegiatan dakwah, akan tetapi media ikut memberikan
andil yang besar untuk kesuksesan dakwah. Pesan dakwah yang penting dan perlu
segera diketahui semua lapisan masyarakat, mutlak memerlukan media radio,
Koran, maupun TV.
Media dakwah dapat
berfungsi secara efektif bila ia dapat menyesuaikan diri dengan pendakwah,
pesan dakwah, dan mitra dakwah. Selain ketiga unsure utama ini, media dakwah
juga perlu menyesuaikan diri dengan unsure unsure dakwah yang lain, seperti
metode dakwah dan logistic dakwah. Pilihan media dakwah sangat terkait dengan
kondisi unsure dakwah.
Unsur dakwah yang
paling berpengaruh atas keberadaan media dakwah adalah pendakwah. Hampir semua
media dakwah bergantung pada kemampuan pendakwah, baik secara individu maupun
kolektif. Kemampuan pendakwah tidak hanya sebatas operasional media, tetapi
juga pada pengetahuan dan seni dalam penggunaan media tersebut.[3]
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Di dalam makalah ilmu
dakwah yang membahas tentang media dakwah kami menyimpulkan bahwah dalam
berdakwah kita bisa menggunakan semua jenis media baik dari media tradisional
maupun media modern, dengan bagian ~bagian yang telah di klasifikasikan seperti
: media auditif, media visual, media audio visual, dengan fungsi dan tujuan di
dalam berdakwah serta manfaatnya.
[1] Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag, Ilmu Dakwah PT. Fajar Interpratama
Offest, Jakarta kencana 2009, hlm 403~405.
[2] Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag. Ilmu Dakwah, PT. Fajar Interpratama
Offest, Jakarta Kencana 2009, hlm 405~427.
[3] Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M. Ag, Ilmu Dakwah, PT. Fajar Intrapratama
Offest, Jakarta Kencana 2009, hlm 428~430.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar