Minggu, 10 November 2019

Beriman Dengan Qadha dan Qadar Adalah Balsam Berbagai Luka


Sesungguhnya balsam berbagai luka adalah beriman dengan qadha dan qadhar. Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya segala perkaranya merupakan kebaikan. Jika dirinya ditimpa kebahagiaan, dia berusyukur dan itu merupakan kebaikan baginya. Jika dirinya tertimpa kemudaratan, dia bersabar dan itu merupakan kebaikan baginya. Dia mengtahui apa yang menimpanya bukan untuk membuatnya bersalah. Dia mengetahui bahwa apa yang membuatnya bersalah bukan untuk mengujinya. Dia mengetahui bahwa seandainya seluruh umat untuk memberikan safaat kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah. Seandainya seluruh umat berkumpul untuk menimpakan kecuali dengan sesuatu yang ditetapkan oleh Allah. Dia ridha sehingga Allahpun ridha dengannya. Dia berbahagia dalam hidupnya dan di akhirat, tenang hatinya dan tentram ruhnya. Dia selalu dalam kenikmatan dan semua bentuk kenikmatan..

Beriman dengan Qadha’ dan Qadar adalah nikmat bagi manusia, balsam, perlindungan sempurna dari ketenangan, limpahan keimanan dan ketentraman, penjaga diri dari berbagai kejahatan, pendorong diri untuk beramal, pencetus kesabaran dan keridhaan.  Kesabaran adalah sesuatu yang pahit rasanya dan nikmat hasilnya.

Engkau bersabar, barang siapa bersabar maka dia akan mendapatkan buah kesabaran.
Lebih nikmat dan manis dari pada madu dari mulut
Bersiapalah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagi dirimu. Ridhalah dengan pembagian Allah atas dirimu. Minta tologlah kepada Allah dan jangan merasa lemah. Jika sesuatu menimpamu, jangan mengatakan, andai saja saya melakukan ini akan tetapi Allah telah menakdirkan, apa yang dikehendaki dan dikerjakannya.

Imam Ibnul Jauzi mengatakan “ Diantara musibah besar adalah mendapatkan seseorang bukan pada tempatnya. Seperti menempatkan seorang laki-laki shalih di lingkungan orang zalim dan sering bertemu dengannya, berkumpul dengan orang yang tidak baik, mengerjakan amalan-amalan yang tidak layak, atau perkara-perkara yang akan mumupus tujuan yang diinginkannya.
Seperti dikatakan kepada seorang alim “ Sering-seringlah berkunjung kepada amir! Jika kami khawatir kezalimannya terhadap dirimu.’ Akibatnya, dia sering berkunjung kapada amir dan melihat apa yang tidak baginya serta tidak mungkin baginya untuk mengingkarinya.
Atau dia membutuhkan sesuatu dari dunia. Akan tetapi haknya dihalangi sehingga hal itu menuntutnya untuk mengemukakannya dengan menyebutnya, atau menyatakannya secara terang-terangan untuk mendapatkan sebagian haknya, serta menuntuntnya untuk melakukan tindakan yang sulit untuk dilakukan, bahkan keinginannya akan terpecah belah di sebabkan kebutuhan-kebutuhan itu.

Bagitu juga, dia harus teribat dalam perkara-perkara yang tidak layak baginya, seperti membutuhkan mata pencarian, sehingga dia bertolak balik ke pasar atau melayani orang yang membayarnya upah.
Ini tidak mampu dipukul oleh hati yang selalu berada dalam pengawasan Allah karena keruhan-keruhan yang bercampur dengan dirinya.
Atau dia memiliki keluarga, sedangkan dia fakir. Dia berfikir untuk membuat membuat mereka kaya sehingga dia memasuki semua pintu yang besar baginya.
Kadang-kadang dia diuji dengan hilangnya orang yang di cintainya, atau dengan penyakit yang dibadannya, kegagalan tujuan tujuannya dan berkuasanya musuh terhadap dirinya, sehingga orang fasik menguasainya dan orang zalim menghinakannya.

Semua hal ini mengeruhkan kehidupannya sehinga hatinya mengalami goncangan hebat. Tidak ada kekuatan apapun kecuali penyerahan diri sehingga seorang mukmin yang kokoh selalu konsisten dengan kemuliaan-kemuliaan ini, hatinya tdak berubah dan lisannya tidak mengucapkan keluhan.

Minggu, 03 November 2019

Karunia Allah itu Diberikan Kepada Siapapun yang dia inginkan





Kadang-kadang Anda mendapatkan seseorang manusia yang tinggal di istana yang paling megah, mengendarai kendaan yang paling mewah, menyantap makan yang paling lezat dan paling baik, serta menikah dengan perempuan yang paling cantik. Akan tetapi Anda mendapatinya dengan hatinya diserang kegelisahan dan keresahan. Dia mencari senyuman, maka siapakah dibelakang hatinya.
Sebaliknya, kadang-kadang Anda mendapati seorang manusia yang fakir, tidur beralaskan bumi dan beratapkan langit, tidak mendapatkan apapun kecuali makanan sehari dan tidak memiliki kemewahan dunia apapun. Akan tetapi Anda mendapati hatinya tenag dan dadanya lapang, senyuman tidak pernah lepas dari bibirnya walaupun sesaat. Apakah gerangan rahasia semua itu ?
Rahasia tersembunyi di dalam manisnya keimanan dan ketaatan serta mengetahui kadar dunia jika dibandingkan dengan akhirat. Sesungguhnya orang yangmengetahui kadar dunia, Dia tidak akan menyibukkan dirinya dengan mengingat kepedihan masa lalu dan tidak merisaukan masa depan yang jauh. Keinginannya hanyalah menjalani harinya sekarang sehingga dia memanfaatkan setiap hari untuk menaati Allah dan mengerjakan kesibukan-kesibukan duniawi untuk memenuhi kebutuhannya. Dia menjadikan surga berada dihadapan kedua matanya sehingga dia berusaha keras untuk meraihnya.
Globalnya, itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapapun yang diinginkan-Nya. Maksud perkataanku ini tidak berarti bahwa kebahagiaan itu tersembunyi di dalam kefakiran dan kesengsaraan itu tersembunyi di dalam kekayaan. Kebahagiaan itu tersembunyi dalam upaya mendekatkan diri kepada-Nya menggapai ridha dan surga-Nya.

Serahkanlah Kepada Allah, Anda Akan Selamat


Dahulu orang-orang berkata, “Angin berhembus tatkala kapal tidak menginginkannya.” Ini benar. Tidak semua yang diinginkan seseorang itu itu bisa dia raih. Demikian juga, tidak setiap yang dibencinya akan membuatnya akan luput darinya. Seseorang ingin sehat, tetapi malah menderita sakit. Dia ingin kaya, tetapi malah tertimpa kefakiran. Dia ingin sukses, tetapi malah mengalami kegagalan. Dia akan aman, tatapi disinggahi kegagalan. Dia ingin aman, tetapi disingahi rasa takut dan gelisah. Dalam semua hal itu, dia harus menyerahkan diri kepada Allah Ta’ala dengan takdir-takdirnya. Misalanya kelaparan, kehausan, keduanya ditolak degan makan dan minum. Orang yang telanjang menolak telanjang dengan berpakaian. Orang yang membutuhkan menolak takdir kebutuhannya dengan bekerja, berusaha dan bersungguh-sungguh. Orang yang sakit menolak sakinya dengan do’a dan berobat dengan obat-obatan yang bermanfaat. Dalam semua keadaan itu, Dia menyerahkan diri kepada ketentuan Allah Ta’ala dan ridha dengan qadha’-Nya. Dia mengetahui bahwa di belakang semua itu ada hikmah besar yang kadang-kadang tak mampu dicerna oleh akal.
Wahai Saudaraku !
Jadilah orang yang berpaling dari keresahan-keresahanmu
Semua urusan itu kembali kepada Qadha’
Nikmatilah lamanya keselamatan
Itu akan menghiburmu terhadap apa yang telah berlalu
Barangkali kesempitan akan melapang
Barangkali kelapangan akan menyempit
Barangkali perkara yang dimurkai
Bagimu berada di ujung keridhaan
Allah berbuat apa yang diinginkan-Nya
Maka janganlah berpaling

Beriman Dengan Qadha dan Qadar Adalah Balsam Berbagai Luka

Sesungguhnya balsam berbagai luka adalah beriman dengan qadha dan qadhar. Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya segal...