Sabtu, 21 September 2018
Jakarta
Lobi Hotel Bumi Wiyata
Sekitar pukul 13.00 saya sudah memesan grab Car yang
tersedia di aplikasi Handpohe kesanyangan untuk berangkat dari hotel Bumi
Wiyata yang berada di jalan Margonda menuju stasiun Depok baru.
Lama menunngu didepan lobi hotel saya sempatkan untuk
berbincang bersama dengan teman-teman sesame pelatihan karena Grab pertama di
cancel dengan alas an lokasi macet dan terlalu jauh. Setelah memesan kemabali
grab akhirnya mobil dengan nomor polisi B 2456 BA menemuiku di depan lobi
hotel. Bertolak dari margonda raya Bumi wiyata akhirnya kutemui macetnya
Jakarta. Hahahaha
Lama dalam mobil membuat aku bosan dank arena memang aku
sedang sakit akhirnya aku membuka kaca mobil yang seharusnya tidak boleh tetapi
karena aku tak tahu akhirnya sopir mobil memaklumi dengan mematikan AC. Dari
Jalan Margonda raya di Hotel Bumi Wiyata
menuju Stasiun Depok baru ditempuh dengan 1 jam 30 menit beserta dengan macetnya. Teman ku Hesmi Arya dari
Bogor dari tadi terus menelpon agar aku tidak bingung menuju lokasi stasiun Dia
dan Diana dengan sabarnya menunggu kedatanganku di gerbang depan staiun, ketika
aku sampai aku langsung memsan tiket KRL dan menuju lokasi KRL agar tidak telat
dan terlalu berdesak desakkan bersama dengan penumpang yang lain, oh yeah
daerah ini juga mereka sebut sebagai daerah yang rawan akan pencopetan loh,,,
kalu teman-teman mau kesana hati-hati di jalan dan jangan lengah.
Setelah sampai dibogor bahagia rasa hatiku karena sebenarnya
aku sedang berputus asa yang dikarenakan karirku untuk saaat itu sedang di
–ri-irikan oleh teman-teman sekantor, dan aku berlari namun aku tidak menemukan
pekerjaan yang lebih baik untuuku karena aku belum mampu pergi jauh yang
disebabkan aku harus menunggu waktu pendaftaran CPNS di buka, dan selama itu
aku harus menelan pahit apa yang mereka lakukan terhadapku.
Aku menginap di kosan temanku Arya dan Diana begitu baik
terhadapku, aku senang bisa bertemu, dan bercerita bersama dengan merek di
tengah kegalauanku. Keesokkan harinya kami [ergi bersama kekampus IPB mereka
selalu menyemangatiku untuk menajutkan kulia lagi, namu aku menjawab aku belum
mampu untuk itu karena adikku pun belum selesai S1, dan aku harus mencari
pekerjaan yang lebih baik agar aku bisa membatu keluarga.
Di kampus Institut Pertanian Bogor aku mengambil beberapa
gambar dengan panorama yang luar biasa indahnya, disana masih banyak mahasiswa
yang berjalan kaki, dan bergaya seadanya. Ea betul tidak ada dari mereka yang
ku lihat dengan menggunakan lipstick yang menor dan bergaya seolah pengantik
setiap harinya seperti apa yang sering aku lihat di semua kampus yang ada di
Bengkulu.
IPB yang berlokasi di Dramaga membuat ku terkesan disana
masih banyak pohon dan batang kayu yang tua atau penhijauan disana, seolah aku
memeukan lokasi baru selain dari Universitas Bengkulu yang begitu hijau namun
kalo dibengkulu jarak antara gedung ke gedung lain terlalu jauh sedangankan IPB
diDramaga Gedungnya telah banyak dan
akses untuk kesana cukup jalan kaki saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar