Rabu, 17 Oktober 2018

Menjaga Hati dari Penyakit Yang Mengotorinya


Sabda Rasulullah Muhammad saw: “Ketahuilah, sesungguhnya pada setiap jasad ada sekerat daging, apabila dia baik maka baik seluruh anggota jasad, apabila dia jelek maka jelek semua anggota jasad, ketahuilah dialah hati.” (HR. Bukhari)Yeah dengan itulah manusia dinilai oleh sang penciptanya, bukan karena harta, jabatan, pangkat, dll. Hati yang dimiliki oleh seseorang sangat berpengaruh pada kehidupannya, jika sebongkah daging itu baik maka baik juga sikapnya, namun jika hati itu kosong tiada berisi maka dunialah seluruh isinya dan terpenuhilah semuanya akan penyakit-penyakit yang mengisi kekosongan hati itu.

Perubahan sikap dan perilaku sangat dodminan ditentukan oleh hati, jika hati suka maka hasilnya pun akan baik dan jika hati membenci maka sikap yang senada mungkin juga akan terlihat di wajah.Maka mintalah kepada pemegang hati, yaitu Allah yang maha membolak balikkan hati, yang menggenggam kekuasaan di atas langitdan bumi dan pemegang kedudukan tertinggi di alam Jagad Raya ini. Perhatikan  sabdanya sabda Rasulullah saw berikut: “Dinamakan hati (al-qolbu) karena cepatnya berubah.”(HR. Ahmad) “Perumpamaan hati adalah seperti sebuah bulu di tanah lapang yang diubah oleh hembusan angin dalam keadaan terbalik.” (HR. Ibnu Abi Ashim).
Sebagai makhluk yang memiliki persaamaan dengan manusia yang lain yaitu sama-sama Berdosa, sama-sama takut, sama-sama lemah kita wajib menjaga hati kita, agar amalan yang kita buat dengan susah payah namun harus terbakar bak Kayu kering yang dimakan api hanya karena tidak mampu membersihkan hati, yang penyakit hati hanya orang lain yang menilai dan tidak dapat disembuhkan oleh doktek atau di rujuk ke rumah sakit.
Apa saja penyakit Hati itu, Ayo kita ulas satu persatu,,,,,,,
Cekidooooooooot…….. !!!

1.    Melakukan kedurhakaan dan dosa Di antara manusia ada yang melakukan kedurhakaan terus-menerus dalam satu jenis perbuatan. Ada pula yang melakukan dalam beberapa jenis bahkan semuanya dilakukan dengan terang-terangan, padahal Rasulullah bersabda: “Setiap umatku akan terampuni kecuali mereka yang melakukan kedurhakaan secara terang- terangan.” (HR. Bukhari)

2.    Merasakan kekerasan dan kekakuan hati Keras dan kakunya hati seseorang membuat orang itu tidak memiliki sensitifitas terhadap masalah-masalah yang menimpa saudaranya sesama muslim. Hal ini karena ia tidak akan mampu dipengaruhi oleh apapun juga, dan hanya akan bertumpu pada keinginan pribadinya.

3.    Tidak tekun beribadah Ketekunan dalam beribadah merupakan sesuatu hal yang wajib kita laksanakan. Dalam beribadah kita harus benar-benar memperhatikan dengan seksama setiap gerakan dan ucapan/bacaan serta doa. Sedangkan orang yang hatinya mulai diliputi oleh “penyakit” tidak akan mampu tekun dan memperhatikan apa yang dilakukannya dalam beriadah.

4.    Malas dalam ketaatan dan ibadah Kalaupun ia beribadah, maka ibadah tersebut hanyalah sekedar rutinitas belaka, dan “kosong”. Masuk dalam kategori ini ialah perbuatan–perbuatan yang tidak dilakukan dengan mempedulikan nilai dari perbuatan tersebut atau meremehkan waktu-waktu yang tepat untuk melakukannya. Misalnya, melakukan sholat-sholat di akhir waktu, atau menunda-nunda haji padahal sudah ada kemampuan untuk melaksanakan.

5.    Perasaan gelisah dan resah karena masalah yang dihadapi

6.    Tidak tersentuh kandungan ayat-ayat suci Al Qur’an

7.    Lalai dalam dzikir dan doa

8.    Lalai dalam amar ma’ruf nahi munkar Bara ghiroh dalam hati telah padam, tidak menyuruh kepada yang ma’ruf, tidak pula mencegah dari yang mungkar. Pada puncaknya, dia tidak mengetahui yang ma’ruf dan tidak mengetahui yang mungkar. Segala urusan dianggap sama

9.    Gila kehormatan dan popularitas Termasuk di dalamnya, gila terhadap kedudukan ingin tampil sebagai pemimpin yang menonjol dan tidak dibarengi dengan kemampuan yang semestinya.

“Sesunguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemiminan dan hal ini akan menjadi penyesalan pada hari kiamat.” (HR. Bukhari)

10.  Bakhil dan kikir atas hartanya Allah SWT memuji orang-orang Anshar dengan firman-Nya: “… dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. al-Hasyr [59]:

11. Rasulullah saw bahkan bersabda : “Tidaklah berkumpul pada hati seorang hamba selama-lamanya sifat kikir dan keimanan.” (HR. Nasai)

12. Mengakui apa-apa yang tidak dilakukannya Padahal penyakit ini yang menjadikan binasanya umat terdahulu. Alloh berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, mengapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Alloh bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. ash-Shof : 2–3)

13. Bersenang-senang diatas penderitaan umat muslim

14.  Hanya pandai menilai kadar dosa yang dilakukan dan tidak melihat pada siapa dosa itu dilakukannya

15. Tidak peduli pada penderitaan sesama muslim

16. Mudah memutuskan tali silaturahim/persaudaraan Atau Perbuatannya menyebabkan terputusnya silaturrahim ( karena suka cari muka dan mengadu domba)

17. Senang berbantah-bantahan yang mneyebabkan hatinya keras dan kaku

18. Sibuk dalam urusan dunia semata

19. Suka berlebih-lebihan 

penyembuhan Perilaku tersebut diatas dapat dijadikan indikator awal akan adanya penyakit pada hati seseorang. Meskipun demikian, kita dapat menyembuhkan hati yang sakit tersebut dengan beberapa cara. Hal ini untuk mempertahankan keimanan yang ada dalam hati kita. Rasulullah saw menggambarkan dalam salah satu sabda Beliau bahwa keimanan seorang hamba diibaratkan sebagai pakaian yang dibutuhkan untuk diperbaharui setiap saat.
Beliau saw juga menggambarkan keimanan ibarat menatap bulan, terkadang bercahaya terkadang gelap, manakala bulan tersebut tertutup oleh awan maka hilanglah sinar dari rembulan tersebut, ketika gumpalan-gumpalan awan menghilang maka nampak kembali cahaya bulan tersebut. Juga sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw :
“Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran hendaklah dia mengubah dengan tangannya, jika dia tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka dengan hatinya, dan yang demikian adalah selemah-lemah iman.” (HR. Bukhari). Jika Bukan sekarang kapan lagiJika bukan saya saiapa lagi,Semangat saja,,,,,,,,,!!!Lalu semua akan berjalan menurut kehendaknya dan kamu akan temukan hikmahnya…!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beriman Dengan Qadha dan Qadar Adalah Balsam Berbagai Luka

Sesungguhnya balsam berbagai luka adalah beriman dengan qadha dan qadhar. Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Sesungguhnya segal...