BAB I
PENDAHULUAN
Studi tentang perkembangan dan
pertumbuhan manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan berkembang.
Seiring dengan perkembangannya, studi tentang perkembangan dan pertumbuhan
manusia telah menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih
dalam tentang apa dan bagaimana proses perkembangan dan pertumbuhan manusia
baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Sampai dengan saat ini kajian
mengenai perkembangan dan pertumbuhan manusia telah banyak menunjukkan manfaat
yang signifikan. Dan salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu
tentang perkembangan manusia ini adalah pendidikan. Dan jika kita berbicara
pendidikan tentunya unsur yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Nah, dalam
hal ini kajian ataupun teori-teori mengenai perkembangan dan pertumbuhan
manusia sangat dibutuhkan oleh dunia pendidikan. Pendidikan ialah usaha sadar
orang dewasa / pendidik untuk membantu membimbing pertumbuhan dan perkembangan
anak kearah kedewasaan.
Definisi pendidikan diatas
mengisyaratkan bahwa agar setiap pendidik baik orang tua maupun guru memahami
benar hakikat pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat membimbing atau
mengarahkan mereka kearah kedewasaan yang diharapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat Kuantitatif yang
menyangkut aspek fisik jasmaniah.seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada
organ-organ dan struktur organ fisik,sehingga anak semakin bertambah umurnya
semakin besar dan semakin tinggi pula badan nya.
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat
Kualitatif dan Kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis
manusia. Seperti misal nya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek
pengetahuan,kemampuan,sifat sosial,moral,keyakinan agama,kecerdasan dan
sebagainya,sehingga dengan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah
banyak pengetahuan dan kemampuan nya juga semakin baik sifat sosial,moral,keyakinan
agam dan sebagainya.
perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan – perubahan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental –
psikologis manusia, ”seperti halnya perubahan – perubahan yang berkaitan dengan
aspek pengatahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan
dan sebagainya, sehingga dangan perkembangan tersebut si anak akan semakin
bertambah banyak pengatahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat
sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya.
B. Tahap – tahap Pertumbuhan dan Perkembangan
Manusia.
Tahap perkembangan manusia :
1. Masa sebelum lahir (PRANATAL) selama
280 hari.
Masa Pranatal ini berlangsung dari sejak terjadinya konsepsi sampai bayi
lahir kira-kira lamanya 9 bulan 10 hari atau 280 hari.
1.
Masa periode ini terbagi kepada 3
periode,yaitu :
a.
Periode telur.
b.
Berlangsung sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua.
c.
Periode embrio.
d.
Dari akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua.
e.
Periode janin.
Dari akhir bulan kedua sampai bayi lahir.
Ada 5 ciri-ciri kondisi Pranatal yang penting,yaitu :
1.
pada masa ini potensi sifat-sifat bawaan dan jenis kelamin setiap
individu ditentukan.
2.
pada masa ini kondisi si ibu sangat menetukan pola pertumbuhan Pranatal.
3.
secara Prporsional pertumbuhan pada fase ini lebih besar dan lebih luas
dari fase-fase lain nya.
4.
pada saat orang-orang yang berarrti dalam keluarga dapat membentuk sikap
kepada si janin.
5.
pada masa ini terdapat banyak bahaya fisik maupun psikologis.
2.
Masa bayi baru lahir
(NEW BORN) 0-2 minggu
Masa ini dimulai sejak lahir sampai bayi berumur kira-kira 15 hari. Masa
ini merupakan fase pemberhentian,artinya masa tidak terjadi pertumbuhan atau
perkembangan. Masa ini juga dikenal dengan masa “resting age” yaitu
masa istirahat, guna menyesuaikan diri dengan keadaan baru didunia ini.
Periode ini dibagi menjadi 2 tahap,yaitu : Pertama disebut
periode parunate yaitu sejak janin baru keluar dari Rahim
sampai tali pusar dipotong. Kedua disebut peride neonate sampai
sekitar akhir minggu kedua setelah kelahiran.
Ciri –ciri yang penting pada masa ini adalah :
a.
Periode ini merupakan fase perkembangan yang tersingkat dari seluruh
periode perkembangan manusia.
b.
Periode ini merupakan saat penyesuaian diri untuk kelangsungan hidup janin.
c.
Periode ini ditandai dengan terhentinya perkembangan.
d.
Diakhir periode ini bila si bayi selamat maka merupakan awal perkembangan
lebih lanjut.
3.
Masa bayi (BABYHOOD) 2 Minggu-2
tahun.
Masa ini berlangsung dari umur 2 minggu-2 tahun.
Ciri-ciri masa ini adalah :
a.
Masa bayi merupakan masa dasar yaitu masa pembentukan dasar-dasar kehidupan
yang sesungguhnya,karena pada saat ini banyak pola prilaku,sikap dan pola
ekspresi emosi terbentuk.
b.
Bayi berkembang pesat baik fisik maupun psikologisnya sehingga penampilan dan
kemampuan nya pada masa ini mengalami banyak perubahan.
c.
Masa bayi selain meningkatnya individualitas,juga merupakan masa pemrmulaan
sosialisasi.
d.
Masa bayi adalah masa permulaan penggolongan seks atau jenis kelamin.
e.
Masa bayi adalah masa yang menarik sehingga semua orang suka kepada bayi.
f.
Masa bayi adalah permulaan masa kreatifitas,pada bulan-bulan pertama bayi
mulai belajar mengembangkan minat dan sikap yang merupakan
dasar bagi kreatifitasnya kemudian,dan untuk penyesuaian diri nya
dengan pola-pola yang diletakkan orang lain atau orang tua.
4.
Masa kanak-kanak awal (EARLY
CHILDHOOD) 2-6 tahun.
Masa kanak-kanak awal ini berlangsung dari umur 2-6 tahun. Masa ini sering
disebut usia sulit atau problematis, karena memellihara atau mendidik mereka
sulit. Masa ini juga disebut sebagai usia main karena sebagian besar hidup anak
dihabiskan untuk bermain.
Masa kanak-kanak awal merupakan saat yang tepat untuk belajar mencapai
berbagai keterampilan. Karena anak senang mengulang-ngulang,hal ini penting
artinya dalam belajar keterampilan. Selain itu anak pada masa ini juga berani
dan senang mencoba hal-hal baru. Pada masa ini mereka juga belum banyak
memiliki leterampilan sehingga tidak ada gangguan untuk mendapatkan
keterampilan-keterampilan baru.
5.
Masa kanak-kanak akhir (LATER
CHILDHOOD) 6-12 Tahun
Masa kanka-kanak akhir atau disebut juga masa anak sekolah ini berlangsung
dari umur 6-12 tahun. Masa ini disebut orang tua dengan masa “tidak rapi”, masa
“bertengkar” dan masa “menyulitkan”
Pada masa keserasian bersekolah ini anak=anak relatif lebih mudah untuk
dididik disekolah dari masa sebelum dan sesudahnya nanti. Mas ini dapad dibagi
dalam 2 fase,yaitu :
a.
Masa kelas sekolah dasar umur 6 atau 7 ampai 9atau 10 tahun.
b.
Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar umur kira-kira 9 atau 10 sampai 12
atau 13 tahun.
6.
Masa puber (PUBERTY)
Masa puber merupakan periode tumpang tindih karena mencakup akhir masa
kanak-kanak dan awal masa remaja,yaitu dari umur 12 atau 13 sampai umur 16 atau
17.
Perubahan
pada masa puber mempengaruhi keadaan fisik,sikap dan prilakku. Karena kaibat
perubahan nya cenderung buruk, terutama sselama awal masa puber, maka masa
puber sering disebut “masa negatif”.
Pada masa puber ini,bahay fisik tampaknya lebih ringan dibandingkan dengan
bahaya Psikolohis. Bahaya psikologis yangb paling umum terjadi adalah
kecenderungan mengembangkan konsep diri yang kurang baik,berprestasi
rendah,tidak mau menerima perubahan jasmani atau peran seks yang memperoleh
dukungan sosial dan penyimpangan pematangan seksual.
7.
Masa remaja (ADOLESCENCE) 15-21
Tahun.
Pada masa remaja ini berlangsung dari umur 15-21 tahun atau berlangsung
saat individu matang secara seksual sampai mencapai usia matang menurut hukum.
Masa remaja ini dibagi 2 bagian yaitu :
a.
Masa remaja awal yang berlangsung hingga 17 tahun.
b.
Masa remaja akhir yang berlangsung hingga mencapai usia kematangan resmi
secra hukum yaitu 21 tahun.
Masa remaja merupakan periode perubahan yang sangat pesat baik dalam
perubahan fisik nya maupun perubahan sikap dan perilakunya.ada 4 perubahan yang
bersifat Universal selama masa remaja yaitu :
a.
Menigkatnya emosi.
b.
Perubahan fisik.
c.
Dengan berubahnya minat dan prilaku.
d.
Bersikap ambivalensi.
Di akhir masa remaja, si remaja umumnya mengalami ambang dewasa, yaitu para
remaja menjadi gelisah untk meninggalkan tingkah laku remaja belasan tahun dan
untuk memberikan kesan bahwa dirinya telah hampir dewasa, merka berpakaian dan
bertindak seperti orang dewasa.
Ada 7 kategori minat yang paling penting dari para remaja masa kini yaitu :
a.
Minat rekreasi.
b.
Minat pribadi dan sosial.
c.
Minat terhadap pekerjaan.
d.
Minat terhadap agama.
e.
Minat terhadap simbol status.
f.
Minat kepada pendidikan.
Selain dari minat anak,fungsi keluarga sangat berperan diantaranya :
a.
Fungsi biologis.
b.
fungsi ekonomis.
c.
Fungsi pendidikan.
d.
Fungsi sosialisasi.
e.
Fungsi perlindungan.
f.
Fungsi rekreatif.
g.
Fungsi agama.
Ada 3 macam remaja yang tidak berminat kepada sekolah dan biasanya membenci
sekolah yaitu :
a.
Remaja yang orang tua nya memiliki cita-cita tinggi yang tidak realistik
yang terus menerus mendesak untuk mencapai sasaran yang dikehendaki tanpa
memperhatikan kondisi prestasi anaknya.
b.
Remaja yang kurang diterima oleh teman-temannya sekelas yang merasa dirinya
kurang mampu berprestasi dalam berbagai kegiatan kurikuler.
c.
Remaja yang badan nya lebih besar dari umurnya yang merasa tubuh nya jauh
lebih besar dibandingkan dengan teman-teman sekelasnya yang karena
penampilannya yang lebih tua,sering kali diharapkan berprestasi lebuh baik
diatas kemampuannya
Ciri-ciri yang menunjukkan bahwa remaja kurang berminat pada pendidikan
disekolah yaitu :
a.
mereka menjadi siswa yang prestasinya selalu rendah.
b.
Mereka bekerja/belajar dibawah kemampuan nya disetiap mata pelajaran atau
pada mata pelajaran tertentu yang tidak disukainya.
c.
Mereka sering membolos atau berterus terang meminta berhenti sekolah kepada
orang tua nya. Ini sering terjadi pada remaja yang badannya jauh lebih besar
dari umurnya, sekolah bagi dirinya bukan saja merupakan pengalaman yang tidak
menyenangkan tetapi juga pengalaman yang merendahkan dirinya.
8.
Masa dewasa awal-usia lanjut
(21-........)
Masa pematangan diri dalam tahap ini,perkembangan fungsi kehendak mulai
dominan. Orang mulai dapat membedakan adanya 3 macam tujuan hidup
pribadi,yaitu pemuasan keiinginan pribadi,pemuasan keinginan
kelompok,dan pemuasan keinginan masyarakat.Semua ini akan direalisasi oleh
individu dengan belajar mengandalkan daya kehendaknya. Dengan kemmpuannya,orang
melatih diri uuntuk memilih keinginan yang akan direalisasi dalam tindakan nya.
Realisasi setiap keinginan ini menggunakan fungsi penalaran,sehingga orang
dalam masa perkembangan ini mulai mampu melakukan pengoreksian dan pengontrolan
diri.
Dengan kemampuan ini manusia tumbuh berkembang menuju kematangan untuk
hidup berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
1. Aliran
Nativisme.
Nativisme adalah suatu aliran yang secara ekstri menyatakan bahwa
perkembangan manusia itu sepenuhnya ditentukan oleh faktor pembawaan atau
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Para ahli yang berpendirian Nativis
biasanya mempertahankan kebenaran konsep ini dengan menunjukkan berbagai
kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anak-anaknya.[5]
Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap
aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur
Schopenhauer (1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filosof
natifisme konon dijuluki sebagai aliran psimistis yang memandang segala sesuatu
dengan kaca mata hitam. karena para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa
perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan
pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Diantara ahli yang dipandang sebagai nativis ialah Noam A. Chomsky kelahiran
1928, seorang ahli linguistic yang sangat terkenal hingga saat ini. Chomsky
menganggap bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat
dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting)
oleh adanya “biological predisposition” (kecenderungan biologis) yang dibawa
sejak lahir.
Namun demikian, Chomsky tidak menafikan sama sekali peranan belajar dan
pengalaman berbahasa, juga lingkungan. Baginya, semua ini ada pengaruhnya,
tetapi pengaruh pembawaan bertata bahasa jauh lebih besar lagi bagi
perkembangan bahasa manusia (Bruno, 1987).
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir itulah yang menentukan perkembangannya
dalam kehidupan. Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah
sifat-sifat pembawaaan. Dengan demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa
manfaat bagi manusia. Karena keyakinannya yang demikian itulah maka mereka di
dalam ilmu pendidikan disebut juga aliran Pesimisme Paedagogis. Tokoh aliran
ini adalah Schopenhaeur seorang filosof bangsa jerman.
Nativisme berasal dari kata dasar natus = lahir, nativius =
kelahiran, pembawaaan.
Kalau dipandang dari segi ilmu pendidikan tidak dapat dibenarkan: sebab
jika benar segala sesuatu itu tergantung pada dasar, jadi pengaruh lingkungan
dan pendidikan dianggap tidak ada, maka konsekuensinya harus harus kita tutup
saja semua sekolah, sebab sekolah tidak mampu mengubah anak yang membutuhkan
pertolongan. Tidak perlu para ibu, guru, orang tua mendidik anak-anak karena
hal itu tidak aka nada gunanya, tak dapat memperbaiki keadaan yang sudah
tersedia (ada) menurut dasar. Akan tetapi hal yang demikian itu justru
bertentangan dengan kenyataan yang kita hadapi, karena sudah ternyata sejak zaman
dahulu hingga sekarang orang berusaha mendidik generasi muda, karena pendidikan
itu adalah hal yang dapat, perlu, bahkan harus dilakukan. Jadi konsepsi
nativisme itu tidak dapat dipertahankan dan tidak di pertanggung jawabkan.
Dengan demikian,faktor lingkungan atau pendidikan menurut aliran ini
dikembangkan seseorang. Dalam ilmu pendidikan ini dikenal sebagai ilmu
pedagogik pesimisme, yaitu pendidikan tidak dapat mempengaruhi perkembangan
anak kearah kedewasaan yang dikehendaki oleh pendidikan.
2. Aliran
Empirisme.
Menurut teori ini lingkungan adalah yang menjadi penentu perkembangan
seseorang. Baik buruknya perkembangan pribadi seseorang sepenuhnya ditentukan
oleh lingkungan atau pendidikan. Jadi,teori ini menganggap bahwa faktor
pembawaan tidak berperan sama sekali dalam proses perkembangan manusia.
bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di dapat dari
dunia sekitarnya yang berupa pengetahuan. Pengetahuan ini berasal dari alam
bebas ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan.
Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John
Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak
lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman yang diperoleh
dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah, sebab hanya mementingkan peranan
pengalaman yang diperoleh dari lingkungan. Sedangkan kemampuan dasar yang
dibawa anak sejak lahir dianggap tidak menentukan, menurut kenyataan dalam
kehidupan sehari-hari terdapat anak yang berhasil karena berbakat, meskipun
lingkungan sekitarnya tidak mendukung.[
Kebalikan dari aliran nativisme adalah aliran empirisme (empiricisim)
dengan tokoh utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini adalah “The
School of British Empircism” (aliran empirisme inggris). Namun, aliran lebih
berpengaruh terhadap para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah
aliran filsafat bernama “environmentalisme” (aliran lingkungan) dan psikologi
bernama “environmental psychology” (psikologi lingkungan) yang relatif masih
baru (Rober, 1988).
Doktrin aliran empirisme yang amat mashyur adalah “tabula rasa”, sebuah
istilah bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran
kosong (blank slate/blank tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti
penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti
perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman
pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir dianggap tidak ada
pengaruhnya.
Dalam hal ini para penganut empirisme (bukan empirisme) menganggap setiap
anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan
bakat apa-apa. Hendak menjadi apa seorang anak kelak bergantung pada
pengalaman/lingkungan yang mendidiknya.
Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari
ilmu politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang polisi. Karena ia memiliki
pengalaman belajar di bidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik,
walaupun orang tuanya pemusik sejati.
Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkan pengalaman, sedangkan
kemampuan dasar yang di bawa anak sejak lahir, di
kesampingkan. Padahal ada anak yang berbakat dan berhasil meskipun
lungkungan tidak terlalu mendukung.
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh
faktor lingkungan atau pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil.
Manusia dapat dididik menjadi apa saja (kearah yang baik atau kearah yang
buruk) menurut kehendak lingkungan atau pendidik-pendidiknya. Dengan demikian
pendidikan diyakini sebagai sebagai maha kuasa bagi pembentukan anak didik.
Karena pendapatnya yang demikian, maka dalam ilmu pendidikan disebut juga
Aliran Optimisme Paedagogis. Tokoh aliran ini yaitu John Locke.
3. Aliran
Konvergensi.
Sesuai dengan namanya,Konvergensi yaitu teori yang menjembatani atau
menengahi kedua teori atau paham sebelumnya yang bersifat ekstrim yaitu teori
nativisme dan empirisme. Sesuai dengan namanya konvergensi yang artinya
perpaduan,maka berarti teori ini tidak memihak bahkan memadukan pengaruh kedua
unsur pembawaan maupun unsur lingkungan,kedua-duanya sama-sama merupakan faktor
yang dominan pengaruhnya bagi perkembangan. Menurut teori ini baik unsur
pembawaan maupun unsur lingkungan kedua-duanya sama-sama merupakan faktor yang
dominan pengaruhnya bagi perkembangan seseorang.
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran
empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting
hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai factor-faktor yang berpengaruh
dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stren
(1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.
Aliran filsafat yang dipeloporinya disebut “personalisme”, sebuah pemikiran
filosofis yang sangat berpengaruh terhadap disiplin-disiplin ilmu yang
berkaitan dengan manusia. Di antara disiplin ilmu yang menggunakan asas
personalisme adalah “personologi” yang mengembangkan teori yang komprehensif
(luas dan lengkap) mengenai kepribadian manusia (Rober, 1988).
Berdasarkan uraian mengenai aliran-aliran doktrin filosofis yang
berhubungan dengan proses perkembangan diatas, penyusun pandangan bahwa factor
yang memengaruhi tinggi rendahnya mutu hasil perkembangan siswa pada dasarnya
terdiri atas dua macam:
a.
Faktor Intern yaitu factor yang ada dalam diri siswa itu sendiri yang
meliputi pembawaan dan potensi psikologis tertentu yang turut mengembangkan
dirinya sendiri.
b.
Faktor Eksternal yaitu hal-hal yang datang atau ada diluar diri siswa yang
meliputi lingkungan (khususnya pendidikan) dan pengalaman berinteraksi sisw a
tersebut dengan lingkungannya.
Perintis aliran ini adalah William Stern (1871-1939),
seorang ahli pndidikan bangsa jerman yang berpendapat bahwa seorang anak
dilahirkan di dunia sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk.
Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan anak, baik
factor pembawaan maupun factor lingkungan sama-sama mempunyai peranan yang
sangat penting. Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang dengan
baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak
yang optimal kalau memang pada diri anak tidak terdapat bakat yang diperlukan
untuk mengembangkan itu. Sebagai contoh, hakikat kemampuan anak manusia
berbahasa dengan kata-kata, adalah juga hasil konvergensi.
Teori W. Stern disebut teori konvergensi (konvergen artinya memusat kesatu
titik). Jadi menurut teori konvergensi:
1) Pendidikan mungkin untuk
dilaksanakan.
2) Pendidikan diartikan sebagai
pertolongan yang diberikan lingkungan kepada anak didik untuk mengembangkan
potensi yang baik dan mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.
3) Yang membatasi hasil pendidikan
adalah pembawaan dan lingkungan.
Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang
tepat dalam memahami tumbuh-kembang manusia. Meskipun demikian, terdapat
variasi pendapat tentang factor mana yang paling penting dalam menentukan
tumbuh-kembang itu. Dari sisi lain, variasi pendapat itu juga melahirkan
berbagai pendapat/gagasan tentang belajar mengajar, seperti peran guru sebagai
fasilitator ataukah informator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan tes
objektif atau tes esai, perumusan tujuan pengajaran yang sangat behavioral,
penekanan pada peran teknologi pengajaran (The Teaching Machine, belajar
berprogram, dan lain-lain). dan sebagainya
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Aliran-aliran pendidikan telah dimulai sejak awal hidup manusia, karena
setiap kelompok manusia selalu dihadapkan dengan generasi muda keturunannyayang
memerlukan pendidikan yang lebih baik dari orangtuanya. diantara aliran-aliran
pendidikan yang ada yaitu:
1.
Aliran Nativisme
Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap
aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Schopenhauer
(1788-1860) seorang filosof Jerman. Aliran filosof natifisme konon dijuluki
sebagai aliran psimistis yang memandang segala sesuatu dengan kaca mata hitam.
2.
Aliran Empirisme
Aliran Empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang mementingkan
stimulasi eksternal dalam perkembangan manusia, dan menyatakan bahwa
perkembangan anak tergantung kepada lingkungan, sedangkan pembawaan tidak
dipentingkan. . Tokoh perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris
bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni
anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih.
3.
Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran
empirisisme dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting
hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai factor-faktor yang berpengaruh
dalam perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stren
(1871-1938), seorang filosof dan psikolog Jerman.
B. Kritik dan Saran
Dalam makalah kami ini,Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna
seperti apa yang teman-teman harapkan. untuk itu, jika terdapat kesalahan atau
kekeliruan baik dalam pengetikan maupun dari presentasinya, penulis sangat
mengaharap kritikan dan saran-sarannya dari teman-teman sekalian, dan semoga
kritikan dan saran-saran dari teman-teman sekalian bias membangun motivasi kami
dalam penulisan makalah yang akan dating. akhirnya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. H.M. Alisuf Sabri,psikologi
Pendidikan. Pedoman Ilmu Jaya jakarta: 1996
Dr.H. Syamsu Yusuf LN.,M.Pd, psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. PT. Remaja Rosda Karya Bandung: 2000
Prof. Dr. H. Djalil. Psikologi
Pendidikan. PT. Bumi Aksara Jakarta: 2006
[2] H.Syamsu Yusuf LN M.Pd,psikologi perkembangan anak dan
remaja (PT.Remaja Rosdakarya Bandung : 2000) hal 39-41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar